Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Aceh

Indonesia mempunyai banyak sekali peninggal dari Kerajaan terdahulu. Kerajaan yang ada di Indonesia ada yang bercorak hindu, budha dan islam. Untuk peninggalannya pun sangat beragam mulai dari candi, masjid, prasasti dan aneka peninggalan lainnya. Untuk kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah Kerajaan Aceh yang merupakan Kerajaan islam.

Table of Contents

Sejarah Kerajaan Aceh

Berdasarkan sejarah Aceh adalah salah satu pintu gerbang penyebaran agama Islam ke Indonesia. dengan masuknya Islam melalui Aceh maka mempengaruhi pendirian kerajaan Islam salah satunya yaitu Kerajaan Aceh. Dan hingga saat ini Aceh masih dikenal sebagai serambi mekah dengan syariat Islam yang sangat merekat.

Kerajaan Aceh berdiri pada waktu Kerajaan samudera pasai akan runtuh. Kerajaan Aceh disebut juga dengan kesultanan Aceh atau bisa juga disebut dengan Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Pada saat akan runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai yaitu saat Kerajaan Aceh berdiri maka sector politik, social, ekonomi dan kebudayaan mengalami perkembangan yang pesat.

Pada saat Kerajaan Aceh berdiri yang pertama kali dinobatkan sebagai sultan yang pertama adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada hari Ahad  tanggal 1 Jumadil Awal tahun 913 H. Kerajaan Aceh beribu kota di kota Bandar Aceh Darussalam.

pixabay.com

Peninggalan Kerajaan Aceh

Peninggalan kerajaan Aceh antara lain :

  1. Taman Sari Gunongan

Taman sari gunongan adalah salah satu taman yang merupakan situs bersejarah dari Kerajaan Aceh yang pada saat pertama didirikan taman sari gunongan didirikan oleh keratin. Taman mengalami kerusakan karena tidak dapat diselamatkan dari serangan Belanda.

Setelah mengalami kerusakan taman didirikan kembali pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yaitu pada tahun 1607 hingga tahun 1636. Taman ini didirikan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai wujud rasa cintanya pada putri Boyongan yang berasal dari Pahang.

  1. Benteng Indra Patra

Kerajaan Aceh berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Hindu yang berdiri di Aceh, sehingga Benteng Indra Patra dipakai sebagai tempat pertahanan dalam melawan Portugis.

Sultan Iskandar memberikan kepercayaan kepada Laksamana Malahayati untuk menjadi pimpinan pasukan yang melawan Portugis di benteng ini. Pada awalnya benteng ini didirikan oleh Kerajaan Lamuri yang merupakan Kerajaan Hindu pertama di Aceh.

  1. Makam Sultan Iskandar muda

Makam Sultan Iskandar Muda berada di desa Peunitu kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh yang semburat Islam yang kental. Pada makam Sultan Iskandar Muda terdapat ukiran dan juga pahatan kaligrafi pada batu nisan Sultan Iskandar Muda yang menjadi bukti sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia.

  1. Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman adalah masjid yang menjadi situs sejarah dari Kerajaan Aceh dan juga peninggalan dari Kerajaan Islam di Indonesia. Bangunan Masjid Raya Baiturrahman didirikan pada tahun 1612 oleh Sultan Iskandar Muda.

Berdasarkan sejarah Masjid Raya Baiturrahman memiliki jasa yang besar pada saat terjadinya bencana tsunami besar yang menimpa Aceh pada tahun 2004, karena Masjid Raya Baiturrahman merupakan satu-satunya bangunan yang masih berdiri dengan kokoh pada saat tsunami terjadi.

pixabay.com
  1. Masjid Tua Indrapuri

Masjid tua indrapuri pada masa dulunya adalah sebuah kuil dan juga benteng yang digunakan pada saat Aceh diperintah oleh Hindu. Pada tahun 1300 M, agama Islam mulai menyebar ke Aceh dan secara bertahap penduduknya mulai belajar agama Islam.

Karena masuknya Islam, maka candi yang awalnya memiliki bentuk segi empat berubah fungsinya menjadi masjid. Perubahan dari candi menjadi masjid terjadi pada saat masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda yaitu pada tahun 1607 hingga tahun 1637 M, yang ditambahkan pada garis Kerajaan Aceh.

  1. Pinto Khop

Pinto khop adalah gerbang yang memiliki bentuk kubah yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda. Gerbang ini berfungsi sebagai tempat istirahat untuk Putri Pahang ketika selesai berenang di dekat wilayah Gunongan. Selain untuk tempat istirahat putri Pintu Khop juga berfungsi sebagai pintu gerbang antara istana dengan taman Gunongan milik putri Pahang. Pada saat ini Pinto Khop berada di kelurahan Sukaramai kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

  1. Meriam Sri Rambai

Pada saat Sultan Selim menjadi sultan maka beberapa produsen dan juga teknisi senjata Turki dikirim dari Turki Ottoman. Setelah itu, Aceh belajar dari mereka dan mengambil keterampilan tersebut untuk membuat meriam kuningan sendiri. Meriam tersebut dipakai selama masa berperang melawan Belanda dan juga digunakan untuk membela Aceh dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah.

  1. Uang Emas Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh memiliki letak yang strategis yaitu terletak pada rute komersil dan juga maritime yang sangat strategis dimana berbagai barang berasak dari seluruh Asia. Dengan letaknya yang strategis maka mendorong Kerajaan Aceh untuk dapat memproduksi mata uangnya sendiri. Koin yang dibuat dalam mata uang Aceh 70% terbuat dari bahan emas murni dan sepenuhnya dicetak dengan nama raja yang memerintah Aceh.

  1. Stempel Cap Sikureung

Cap Sikereung merupakan stempel Kerajaan yang terkenal pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Stempel Kerajaan Aceh yang terbuat dari batu merupakan cap kebanggaan bagi Kerajaan Aceh.

Stempel ini mendapat julukan Cap Sikureung karena pada stempel ini terdapat Sembilan Lingkaran, yang bertuliskan nama sultan yang pernah memerintah pada di Kerajaan Aceh.

Itulah materi tentang peninggalan dan sejarah Kerajaan Aceh. Untuk materi yang lain dapat mengunjungi https://rumus.co.id/ yang terdapat banyak materi yang bermanfaat.

 

 

 

 

Scroll to Top