Tahukah Anda, ada perilaku tertentu yang dapat menyebabkan perut buncit tanpa Anda sadari. Ini informasi penting untuk Anda pahami agar perut buncit tidak menimbulkan risiko kesehatan. Perut buncit dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan atau penyakit, termasuk sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Ini Penyebab Perut Buncit
Banyaknya Kalori Yang Menumpuk dari Jenis Makanan Yang dikonsumsi
Konsumsi makanan yang kaya kalori, gula, dan lemak adalah salah satu alasan utama mengapa perut bisa menjadi lebih buncit. Makanan cepat saji, daging olahan, gorengan, es krim, dan kue adalah contoh makanan bias menjadi penyebab perut buncit.
Kelebihan kalori dari makanan ini dapat menumpuk di jaringan adiposa jika tidak disertai dengan olahraga yang cukup. Ini dapat menyebabkan perut menonjol dan berkontribusi pada obesitas dari waktu ke waktu. Sebagian besar data ilmiah menunjukkan bahwa makan lebih banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang sehat dapat membantu Anda menurunkan berat badan.
Jika Anda tidak ingin perut buncit, cobalah untuk membatasi asupan makanan tinggi kalori dan tinggi lemak. Penurunan kalori ini, bagaimanapun, harus dilakukan bersama dengan ahli gizi. Sehingga tubuh tidak kekurangan nutrisi.
Makan Berlebih atau Tidap Proporsional
Makan berlebihan dan jarang bergerak, serta kurang olahraga, dapat menyebabkan distensi perut. Hal ini disebabkan kalori yang masuk ke dalam tubuh dan dimanfaatkan sebagai energi tidak sebanding dengan asupan energi.
Akibatnya, kalori ekstra menumpuk di dalam tubuh sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak ini dapat menjadi penyebab perut buncit jika menumpuk di perut. Anda harus berolahraga secara konsisten selama 20-30 menit setiap hari, atau 2,5 jam per minggu, untuk menghindari perut buncit.
Menurut satu hipotesis, makan larut malam meningkatkan kemungkinan perut buncit. Ini karena makan larut malam dapat mengubah metabolisme dan mengganggu jam biologis yang mengontrol siklus tidur tubuh manusia (ritme sirkadian). Selanjutnya, individu yang makan terlambat sering cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori. Kelebihan kalori dapat berkontribusi pada pertumbuhan berat badan dan lemak perut dari waktu ke waktu.